Wednesday, December 9, 2009

Makna Tawakal

Makna Tawakal

بسم الله الرحمن الرحيم


التوكل واليقين

حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ حَدَّثَنَا حَيْوَةُ أَخْبَرَنِي بَكْرُ بْنُ عَمْرٍو أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ هُبَيْرَةَ يَقُولُ إِنَّهُ سَمِعَ أَبَا تَمِيمٍ الْجَيْشَانِيَّ يَقُولُ سَمِعَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ إِنَّهُ سَمِعَ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا (رواه أحمد)

Dari Umar bin Khattab ra berkata, bahwa beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Sekiranya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah SWT dengan tawakal yang sebenar-benarnya, sungguh kalian akan diberi rizki (oleh Allah SWT), sebagaimana seekor burung diberi rizki; dimana ia pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah).

Sekilas Tentang Hadits

Hadits ini merupakan hadits marfu’ dari Umar bin Khattab ra, yang diriwayatkan melalui jalur sanad Abdullah bin Hubairah, dari Abu Tamim Al-Jaisyani, dari Umar bin Khattab, dari Rasulullah SAW, diriwayatkan oleh :

• Imam Turmudzi dalam Sunan/ Jami’nya, Kitab Al-Zuhud An Rasulillah SAW, Bab Fi Attawakkal Alallahi, hadits no 2344.
• Imam Ibnu Majah dalam sunnannya, Kitab Al-Zuhud, Bab Attawakkal Wal Yaqin, hadits no 4164.
• Imam Ahmad bin Hambal dalam tiga tempat dalam musnadnya, yaitu pada hadits no 205, 372 dan 375.

Makna Hadits Secara Umum

Hadits di atas menjelaskan tentang hakekat tawakal yang digambarkan oleh Rasulullah SAW dengan perumpamaan seekor burung. Dimana burung pergi (baca ; mencari karunia Allah) pada pagi hari dengan perut kosong karena lapar, namun di sore hari ia pulang dalam keadaan perut kenyang dan terisi penuh. Karena pada hakekatnya Allah SWT lah yang memberikan rizkinya sesuai dengan kebutuhannya.

Demikian juga manusia, sekiranya manusia benar-benar bertawakal kepada Allah SWT dengan mengamalkan hakekat tawakal yang sesungguhnya, tentulah dari aspek rizki, Allah SWT akan memberikan rizki padanya sebagaimana seekor burung yang berangkat pada pagi hari dengan perut kosong dan pulang pada sore hari dengan perut kenyang. Artinya insya Allah rizkinya akan Allah cukupi.

Makna Dan Hakekat Tawakal

Dari segi bahasa, tawakal berasal dari kata ‘tawakala’ yang memiliki arti; menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan. (Munawir, 1984 : 1687). Seseorang yang bertawakal adalah seseorang yang menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan segala urusannya hanya kepada Allah SWT.

Sedangkan dari segi istilahnya, tawakal didefinisikan oleh beberapa ulama salaf, yang sesungguhnya memiliki muara yang sama. Diantara definisi mereka adalah:

1. Menurut Imam Ahmad bin Hambal.

Tawakal merupakan aktivias hati, artinya tawakal itu merupakan perbuatan yang dilakukan oleh hati, bukan sesuatu yang diucapkan oleh lisan, bukan pula sesuatu yang dilakukan oleh anggota tubuh. Dan tawakal juga bukan merupakan sebuah keilmuan dan pengetahuan. (Al-Jauzi/ Tahdzib Madarijis Salikin, tt : 337)

2. Ibnu Qoyim al-Jauzi

“Tawakal merupakan amalan dan ubudiyah (baca; penghambaan) hati dengan menyandarkan segala sesuatu hanya kepada Allah, tsiqah terhadap-Nya, berlindung hanya kepada-Nya dan ridha atas sesuatu yang menimpa dirinya, berdasarkan keyakinan bahwa Allah akan memberikannya segala ‘kecukupan’ bagi dirinya…, dengan tetap melaksanakan ‘sebab-sebab’ (baca ; faktor-faktor yang mengarakhkannya pada sesuatu yang dicarinya) serta usaha keras untuk dapat memperolehnya.” (Al-Jauzi/ Arruh fi Kalam ala Arwahil Amwat wal Ahya’ bidalail minal Kitab was Sunnah, 1975 : 254)


Sebagian ulama salafuna shaleh lainnya memberikan komentar beragam mengenai pernak pernik takawal, diantaranya adalah ungkapan : Jika dikatakan bahwa Dinul Islam secara umum meliputi dua aspek; yaitu al-isti’anah (meminta pertolongan Allah) dan al-inabah (taubat kepada Allah), maka tawakal merupakan setengah dari komponen Dinul Islam. Karena tawakal merupakan repleksi dari al-isti’anah (meminta pertolongan hanya kepada Allah SWT) : Seseorang yang hanya meminta pertolongan dan perlindungan kepada Allah, menyandarkan dirinya hanya kepada-Nya, maka pada hakekatnya ia bertawakal kepada Allah.

Salafus saleh lainnya, Sahl bin Abdillah al-Tasattiri juga mengemukakan bahwa ‘ilmu merupakan jalan menuju penghambaan kepada Allah. Penghambaan merupakan jalan menuju kewara’an (sifat menjauhkan diri dari segala kemaksiatan). Kewaraan merupakan jalan mmenuju pada kezuhudan. Dan kezuhudan merupakan jalan menuju pada ketawakalan. (Al-Jauzi, tt : 336)

Tawakal merupakan suatu hal yang sangat diperhatikan dalam Islam. Oleh karena itulah, kita dapat melihat, banyak sekali ayat-ayat ataupun hadits-hadits yang memiliki muatan mengenai tawakal kepada Allah SWT. Demikian juga para salafus shaleh, juga sangat memperhatikan masalah ini. Sehingga mereka memiliki ungkapan-ungkapan khusus mengenai tawakal.


Derajat Tawakal

Tawakal merupakan gabungan berbagai unsur yang menjadi satu, dimana tawakal tidak dapat terealisasikan tanpa adanya unsur-unsur tersebut. Unsur-unsur ini juga merupakan derajat dari tawakal itu sendiri:

1. (معرفة بالرب وصفاته)
Derajat pertama dari tawakal adalah : Ma’rifat kepada Allah SWT dengan segala sifat-sifat-Nya minimal meliputi tentang kekuasaan-Nya keagungan-Nya, keluasan ilmu-Nya, keluasan kekayaan-Nya, bahwa segala urusan akan kembali pada-Nya, dan segala sesuatu terjadi karena kehendak-Nya, dsb.

2. (إثبات في الأسباب والمسببات)
Derajat tawakal yang kedua adalah : Memiliki keyakinan akan keharusan melakukan usaha. Karena siapa yang menafikan keharusan adanya usaha, maka tawakalnya tidak benar sama sekali. Seperti seseorang yang ingin pergi haji, kemudian dia hanya duduk di rumahnya, maka sampai kapanpun ia tidak akan pernah sampai ke Mekah. Namun hendaknya ia memulai dengan menabung, kemudian pergi kesana denan kendaraan yang dapat menyampaikannya ke tujuannya tersebut.

3. (رسوخ القلب في مقام توحيد التوكل)
Derajat Tawakal yang ketiga adalah : Adanya ketetapan hati dalam mentauhidkan (mengesakan) Dzat yang ditawakali, yaitu Allah SWT. Karena tawakal memang harus disertai dengan keyakinan akan ketauhidan Allah. Jika hati memiliki ikatan kesyirikan-kesyirikan dengan sesuatu selain Allah, maka batallah ketawakalannya.

4. (اعتماد القلب على الله، واستناده إليه، وسكونه إليه)
Derajat tawakal yang keempat adalah : Menyandarkan hati sepenuhnya hanya kepada Allah SWT, dan menjadikan situasi bahwa hati yang tenang hanyalah ketika mengingatkan diri kepada-Nya. Hal ini seperti kondisi seorang bayi, yang hanya bisa tenang dan tentram bila berada di susuan ibunya. Demikian juga seorang hamba yang bertawakal, dia hanya akan bisa tenang dan tentram jika berada di ‘susuan’ Allah SWT.

5. (حسن الظن بالله عز وجل)
Derajat tawakal yang kelimana adalah : Husnudzan (baca ; berbaik sangka) terhadap Allah SWT. Karena tidak mungkin seseorang bertawakal terhadap sesuatu yang dia bersu’udzan kepadanya. Tawakal hanya dapat dilakukan terhadap sesuatu yang dihusndzani dan yang diharapkannya.

6. (استسلام القلب له)
Derajat Tawakal yang keeman adalah : Memasrahkan jiwa sepenuhya hanya kepada Allah SWT. Karena orang yang bertawakal harus sepenuh hatinya menyerahkan segala sesuatu terhadap yang ditawakali. Tawakal tidak akan mungkin terjadi, jika tidak dengan sepenuh hati memasrahkan hatinya kepada Allah.

7. (التفويض)
Derajat tawakal yang ketujuh yaitu : Menyerahkan, mewakilkan, mengharapkan, dan memasrahkan segala sesuatu hanya kepada Allah SWT. Dan hal inilah yang merupakan hakekat dari tawakal. Allah SWT berfirman: (QS. 40 : 44)

وَأُفَوِّضُ أَمْرِي إِلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan
hamba-hamba-Nya".

Seorang hamba yang menyerahkan segala urusannya kepada Allah, maka ia tidak akan berbuat melainkan dengan perbuatan yang sesuai dengan kehendak Allah. Karena dia yakin, bahwa Allah tidak akan menetapkan sesuatu kecuali yang terbaik bagi dirinya baik di dunia maupun di akhirat.

Tawakal Dalam Al-Qur’an

Al-Qur’an sangat menaruh perhatian terhadap permasalahan tawakal ini. Sehingga kita jumpai cukup banyak ayat-ayat yang secara langsung menggunakan kata yang berasal dari kata tawakal. Berdasarkan pencarian yang dilakukan dari CD ROM Al-Qur’an, kita mendapatkan bahwa setidaknya terdapat 70 kali, kata tawakal disebut oleh Allah dalam Al-Qur’an. Jika disimpulkan ayat-ayat tersebut mencakup tema berikut:

1. Tawakal merupakan perintah Allah SWT.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an (QS. 8 : 61)
وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Lihat juga QS.11:123, 25:58, 26:217, 27:79, 33:3, 33:48,

2. Larangan bertawakal selain kepada Allah (menjadikan selain Allah sebagai penolong)
Allah berfirman (QS. 17:2)
وَآتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَجَعَلْنَاهُ هُدًى لِبَنِي إِسْرَائِيلَ أَلاَّ تَتَّخِذُوا مِنْ دُونِي ‎وَكِيلاً
Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku,

3. Orang yang beriman; hanya kepada Allah lah ia bertawakal.
Allah berfirman (QS. 3 : 122) :
وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
Dan hanya kepada Allahlah, hendaknya orang-orang mu’min bertawakal.
Lihat juga QS.3:160, 5:11, 5:23, 7:89, 8:2, 9:51, 58:10, 64:13.

4. Tawakal harus senantiasa mengiringi suatu azam (baca; keingingan/ ambisi positif yang kuat)
Allah berfirman (QS. 3 : 159)
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

5. Allah sebaik-baik tempat untuk menggantungkan tawakal (pelindung)
Allah berfirman (QS. 3: 173)
وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“Dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung."
Lihat juga QS.4:81, 4:109, 4:132, 4:171.

6. Akan mendapatkan perlindungan, pertolongan dan anugrah dari Allah.
Allah berfirman (QS. 8 : 49):
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
"Barangsiapa yang tawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".
Lihat juga QS.17:65.

7. Mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat (surga)
Allah berfirman (QS. 16: 41-42):
وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَلأَجْرُ الآخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ*
الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal.
Lihat juga QS.29:58-59.

8. Allah akan mencukupkan orang yang bertawakal kepada-Nya.
Allah berfirman (QS. 65:3):
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

Tawakal Dalam Hadits

Selain dalam Al-Qur’an, dalam haditspun, tawakal memiliki porsi yang sangat banyak. Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi mencantumkan 11 hadits. Sedangkan pelacakan melalui CD ROM, kita mendapatkan terdapat sekitar 900 an hadits yang terdapat kata yang berasal dari kata tawakal. (Dari 9 kitab hadits induk, yaitu Shahih Bukhari, Muslim, Sunan Abu Daud, Timidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Addarimi, Muwatha’ Malik dan Musnad Imam Ahmad bin Hambal.) Sebelas hadits yang dicantumkan Imam Nawawi dalam Riyadus Shalihin, telah mencakup sebagaian besar hadits-hadits tentang tawakal. Dari hadits-hadits tentang tawakal ini, kita dapat menyimpulkan beberpa poin :

1. Orang yang bertawakal hanya kepada Allah, akan masuk ke dalam surga tanpa hisab.

Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ عُرِضَتْ عَلَيَّ الأُمَمُ فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ وَمَعَهُ الرُّهَيْطُ وَالنَّبِيَّ وَمَعَهُ الرَّجُلُ وَالرَّجُلاَنِ وَالنَّبِيَّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ إِذْ رُفِعَ لِي سَوَادٌ عَظِيمٌ فَظَنَنْتُ أَنَّهُمْ أُمَّتِي فَقِيلَ لِي هَذَا مُوسَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَوْمُهُ وَلَكِنْ انْظُرْ إِلَى الأُفُقِ فَنَظَرْتُ فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيمٌ فَقِيلَ لِي انْظُرْ إِلَى الأُفُقِ الآخَرِ فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيمٌ فَقِيلَ لِي هَذِهِ أُمَّتُكَ وَمَعَهُمْ سَبْعُونَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلاَ عَذَابٍ ثُمَّ نَهَضَ فَدَخَلَ مَنْزِلَهُ فَخَاضَ النَّاسُ فِي أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلاَ عَذَابٍ فَقَالَ بَعْضُهُمْ فَلَعَلَّهُمْ الَّذِينَ صَحِبُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ بَعْضُهُمْ فَلَعَلَّهُمْ الَّذِينَ وُلِدُوا فِي الإِسْلاَمِ وَلَمْ يُشْرِكُوا بِاللَّهِ وَذَكَرُوا أَشْيَاءَ فَخَرَجَ عَلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَا الَّذِي تَخُوضُونَ فِيهِ فَأَخْبَرُوهُ فَقَالَ هُمْ الَّذِينَ لاَ يَرْقُونَ وَلاَ يَسْتَرْقُونَ وَلاَ يَتَطَيَّرُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ فَقَامَ عُكَّاشَةُ بْنُ مِحْصَنٍ فَقَالَ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ فَقَالَ أَنْتَ مِنْهُمْ ثُمَّ قَامَ رَجُلٌ آخَرُ فَقَالَ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ فَقَالَ سَبَقَكَ بِهَا عُكَّاشَةُ (رواه مسلم)

Dari Abdullah bin Abbas ra, Rasulullah SAW bersabda: Telah ditunjukkan kepadaku keadaan umat yang dahulu, hingga saya melihat seorang nabi dengan rombongan yang kecil, dan ada nabi yang mempunyai penigkut satu dua orang, bahkan ada nabi yang tiada pengikutnya. Mendadak telihat padaku rombongan yang besar (yang banyak sekali), saya kira itu adalah umatku, namun diberitahukan kepadaku bahwa itu adalah nabi Musa as beserta kaumnya. Kemudian dikatakan kepadaku, lihatlah ke ufuk kanan dan kirimu, tiba-tiba di sana saya melihat rombongan yang besar sekali. Lalu dikatakan kepadaku, Itulah umatmu, dan di samping mereka ada tujuh puluh ribu yang masuk surga tanpa perhingungan (hisab). Setelah itu nabi bangun dan masuk ke rumahnya, sehingga orang-orang banyak yang membicarakan mengenai orang-orang yang masuk surga tanpa hisab itu. Ada yang berpendapat; mungkin mereka adalah sahabat-sahabat Rasulullah SAW. Ada pula yang berpendapat, mungkin mereka yang lahir dalam Islam dan tidak pernah mempersekutukan Allah, dan ada juga pendapt-pendapat lain yang mereka sebut. Kemudian Rasulullah SAW keluar menemui mereka dan bertanya, ‘apakah yang sedang kalian bicarakan?’. Mereka memberiktahukan segala pembicaraan mereka. Beliau bersabda, ‘ Mereka tidak pernah menjampi atau dijampikan dan tidak suka menebak nasib dengan perantaraan burung, dan hanya kepada Rab nya lah, mereka bertawakal.” Lalu bangunlah Ukasyah bin Mihshan dan berkata, ‘Ya Rasulullah SAW doakanlah aku supaya masuk dalam golongan mereka.’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Engkau termasuk golongan mereka.’ Kemudian berdiri pula orang lain, dan berkata, ‘doakan saja juga supaya Allah menjadikan saya salah satu dari mereka.’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Engkau telah didahului oleh Ukasyah.” (HR. Bukhari & Muslim).

2. Tawakal merupakan sunnah Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW sendiri senantiasa menggantungkan tawakalnya kepada Allah SWT. Salah satu contohnya adalah bahwa beliau selalu mengucapkan doa-doa mengenai ketawakalan dirinya kepada Allah SWT:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِعِزَّتِكَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَنْ تُضِلَّنِي أَنْتَ الْحَيُّ الَّذِي لاَ يَمُوتُ وَالْجِنُّ وَالإِنْسُ يَمُوتُونَ (رواه مسلم)
Dari Ibnu Abbas ra, bahwa Rasulullah SAW senantiasa berdoa, ‘Ya Allah hanya kepada-Mulah aku menyerahkan diri, hanya kepada-Mulah aku beriman, hanya kepada-Mulah aku bertawakal, hanya kepada-Mulah aku bertaubat, hanya karena-Mulah aku (melawan musuh-musuh-Mu). Ya Allah aku berlindung dengan kemulyaan-Mu di mana tiada tuhan selain Engkau janganlah Engkau menyesatkanku. Engkau Maha Hidup dan tidak pernah mati, sendangkan jin dan manusia mati. (HR. Muslim)

3. Allah merupakan sebaik-baik tempat untuk bertawakal.

Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda :
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ قَالَهَا إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَام حِينَ أُلْقِيَ فِي النَّارِ وَقَالَهَا مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ قَالُوا إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ (رواه البخاري)
Dari Ibnu Abbas ra, “Hasbunallah wani’mal Wakil’ kalimat yang dibaca oleh Nabi Ibrahim as ketika dilempar ke dalam ap, dan juga telah dibaca oleh Nabi Muhammad SAW ketika diprovokasi oleh orang kafir, supaya takut kepada mereka ; ‘sesungguhnya manusia telah mengumpulkan segala kekuatannya untuk menghancurkan kalian, maka takutlah kamu dan janganlah melawan, tapi orang-orang beriman bertambah imannya dan membaca, Hasbunallah wa ni’mal Wakil (cukuplah Allah yang mencukupi kami dan cukuplah Allah sebagai tempat kami bertawakal.” (HR. Bukhari)

4. Tawakal akan mendatangkan nasrullah.

Sebagaimana yang terdapat dalam hadits no 5, dalam kitab Riyadhus Shalihin. Dimana dikisahkan pada saat perang Dzatur riqa’, ketika Rasulullah SAW sedang beristirahat di bawah sebuah pohon, sedangkan pedang beliau tergantung di pohon. Ketika tiba-tiba datang seorang musyrikin yang mengambil pedang beliau sambil berkata, siapa yang dapat melindungimu dariku?. Namun dengan sangat tenang Rasulullah SAW menjawab Allah. Setelah tiga kali bertanya, tiba-tiba pedang yang dipegangnya jatuh. Lalu Rasulullah SAW mengambil pedang tersebut seraya bertanya, sekarang siapakah yang dapat melindungimu dari ku?

5. Tawakal yang benar tidak akan menjadikan seseorang kelaparan.

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ عَمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ، تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا (رواه الترمذي)
Dari Umar ra, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,’sekiranya kalian bertawakal kepada Allah dengan tawakal yang sebenar-benarnya, pastilah Allah akan memberikan rizki kepada kalian sebagaimana Allah memberi rizki pada seekor burung. Pergi pagi hari dalam keadaan perut kosong, dan pulang sore hari dalam keadaan perut kenyang. (HR. Tirmidzi)

6. Tawakal adalah setelah usaha.

Dalam sebuah hadits diriwayatkan:
عَنْ أَنَسِ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَعْقِلُهَا وَأَتَوَكَّلُ أَوْ أُطْلِقُهَا وَأَتَوَكَّلُ قَالَ اعْقِلْهَا وَتَوَكَّلْ (رواه الترمذي)
Dari Anas bin Malik ra, ada seseorang berkata kepada Rasulullah SAW. ‘Wahai Rasulullah SAW, aku ikat kendaraanku lalu aku bertawakal, atau aku lepas ia dan aku bertawakal?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Ikatlah kendaraanmu lalu bertawakallah.” (HR. Tirmidzi)

Penutup

Tawakal yang merupakan perintah Allah dan sunnah Rasulullah SAW, jika dilakukan dengan baik dan benar, insya Allah tidak akan menjadikan seorang hamba menjadi hina dan tidak memiliki apa-apa. Karena tawakal tidak identik dengan kepasrahan yang tidak beralasan. Namun tawakal harus terlebih dahulu didahului dengan adanya usaha yang maksiman. Hilangnya usaha, berarti hilanglah hakekat dari tawakal itu.

Oleh kerananya, marilah kita meningkatkan rasa tawakal kita kepada Allah, dengan memperbanyak unsur-unsur yang merupakan derajat dalam ketawkalan ke dalam diri kita. Sehingga kitapun dapat masuk ke dalam surga Allah tanpa adanya hisab, sebagaimana yang dikisahkan dalam hadits di atas. Amin.


Wallahu A’lam

Monday, December 7, 2009

9 Siti yang patut dicontohi

1)SITI KHADIJAH
Merupakan isteri Rasulullah saw yang melahirkan anak-anak baginda.
Setia dan begitu kuat menyokong Rasulullah saw walaupun ditentang
hebat olah orang-orang kafir dan musyrik,serta sanggup menghantar
makanan kepada baginda ketika beribadat di Gua Hira'.
2)SITI FATIMAH
Puteri Rasulullah saw yang amat tinggi budi pekertinya.Sangat kasih
dan setia kepada suaminya,Saidina Ali Karamallahu wajhah.Walaupun
Ali miskin sehingga tidur berkongsikan satu bantal dan kadang-kadang
berbantalkan lengan Ali,namun Siti Fatimah tidak pernah merungut.
Rasulullah pernah berkata ,"Aku takkan maafkan kamu wahai Fatimah
sehingga Ali memaafkan kamu."
3)SITI AISYAH
Adalah isteri Rasulullah saw yang paling romantik.Sanggup berkongsikan
bekas makanan dan minuman dengan Rasulullah.Dimana saja baginda minum,
disitulah Siti Aisyah akan minum dengan menggunakanbekas yang sama.
4)SITI HAJAR
Isteri Nabi Ibrahim a.s yang amat patuh kepada suami dan suruhan Allah SWT.
Sanggup ditinggalkan suami atas suruhan Allah SWT demi kebaikkan.Berjuang
mencari air untuk anaknya Nabi Ismail(pengorbanan ibu mithali)
5)SITI MARIAM
Wanita suci yang memang pandai menjaga kehormatan diri dan mempunyai
maruah yang tinggi sehingga rahimnya dipilih oleh Allah SWT untuk
mengandungkan Nabi Isa,meskipun begitu kuat tohmahan dan fitnah yang diterimanya.
6)SITI ASIAH
Isteri Firaun yang begitu tinggi imannya dan tidak gentar dengan ujian yang
dihadapinya daripada Firaun laknatullah.
7)SITI AMINAH
Wanita mulia yang menjadi ibu kandung Rasulullah saw.Mendidik baginda
menjadi insan mulia dan tidak pernah gentar dengan ujian.
8)SITI MUTI'AH
Beliau adalah lambang isteri yang patut dicontohi dan dijanjikan Allah
SWT syurga untuknya kerana sifat setianya kepada suami yang sanggup
menjaga makan minum.Setiap hari dia menyediakan tongkat untuk dipukul
suami jika layananya tidak memuaskan.Berhias dengan cantik dan kemas
hanya untuk tatapan suami sahaja.
9)SITI ZUBAIDAH
Wanita kaya lagi dermawan menjadi isteri Khalifah Harun Al-Rashid.
Sanggup membelanjakan semua hartanya untuk membina terusan bagi
kegunaan orang ramai dengan niat hanya kerana Allah SWT.

Tuesday, September 8, 2009

Belajar `Tidak Tahu`


Saya tertarik dengan status YM seorang sahabat di Mesir yang ditulis dalam Bahasa Arab. Maknanya lebih kurang begini:

Belajarlah "aku tidak tahu", kerana jika engkau belajar "aku tidak tahu", mereka akan mengajar engkau sehingga engkau tahu, tetapi jika engkau belajar "aku tahu" maka mereka akan bertanya engkau sehingga engkau tidak tahu!!

Boleh faham kot..

Pulang ke Malaysia ni, saya ditanya pelbagai soalan. Ada yang bertanya begini, "Saya dengar orang kata hukum A begini...." atau " Kakak saya kata saya wajib buat begini kerana saya lakukan kesalahan tu" dan pelbagai soalan yang senada.

Saya terfikir. Mudah betul masyarakat kita mengeluarkan hukum syara' ya.


Dalam tazkirah di Masjid Al-Ikhlas, Selayang Baru, beberapa hari lepas, saya ada menyebut betapa ada di kalangan kita yang menjawab persoalan hukum dengan ayat "saya rasa" atau "i think". Respons dari jemaah masjid, saya lihat mengiyakan kenyataan saya.

Amat ramai masyarakat kita yang tidak berautoriti dalam masalah hukum, mengeluarkan fatwa. Di lelaman siber lebih-lebih lagi. Alasan mereka, "Islam untuk semua". Ya, memang Islam untuk semua. Ilmu Islam juga terbuka buat semua ummat mempelajarinya. Tetapi bezakan dengan memberikan hukum. Proses pengeluaran hukum terlalu payah dan berat.

Ulamak terdahulu ada yang menyebutkan, "Apabila aku ditanya satu persoalan, terlalu berat bagiku, bagai terpampang di hadapanku neraka dan syurga." Hingga mereka terlalu takut untuk menjawab persoalan. Takut dicampak ke neraka. Malah kita semua dah dengar kisah Imam Malik yang menjawab beberapa persoalan sahaja dari puluhan yang ditanya. Malah akan dibentak apabila dikatakan "ini kan soalan simple je wahai Imam?"

Ulamak juga kata, perkataan "tidak tahu" itu separuh dari ilmu. Kita pula tidak. Bagai seorang yang paling tahu semua perkara. Sampai habis para ulamak dahulu pun dibantainya.

Apa beza kita dengan ulamak dahulu sehingga mereka mudah menyebut Wallahu A'lam atau "aku tidak tahu"? Tentu sekali taqwa. Mereka lebih takutkan konsekuensi menjawab itu berbanding kita yang memiliki ego mengatasi taqwa. Bulan ramadhan ini mengajar kita bertaqwa, jadi mari kita aplikasikan juga taqwa di sini.

Kalau kita sangka kita tahu, sedangkan kita sebenarnya tak tahu, inilah yang dinamakan sebagai jahil murakkab. Jahil tahap paling teruk. Jahil berganda. Pertamanya, jahil permasalahan tu. Keduanya jahilkan kelemahan diri tu sendiri. Seterusnya menyangkakan yang batil itulah haq. Kasihan bukan?

Maka itu kita kena budayakan sifat "aku tidak tahu". Mana ada manusia yang tahu semua perkara. Walau belajar berpuluh tahun pun dengan syaikh-syaikh yang hebat, takkan tahu semua perkara. Inikan pula belajar setahun dua. Suka ponteng pula tu.

Jom kita belajar "tidak tahu"!
Keajaiban Al-Quran diakui Sains & Fakta
Bahagian ini, akan mendedahkan secara ringkas isu-isu berikut :

1) Kebenaran maklumat masa depan di dalam al-Quran
2) Kemenangan Byzantin
3) Fakta penting disebalik Perkataan Haman di dalam al-Quran
4) Kewujudan Alam Semesta


1) MAKLUMAT MENGENAI KEJADIAN MASA DEPAN DI DALAM AL-QURAN

Satu lagi aspek keajaiban Al-Qur'an ialah bahawa ianya mendedahkan lebih awal lagi beberapa peristiwa penting yang berlaku di masa hadapan. Ayat 27 surah al-Fath, sebagai contoh menyampaikan khabar gembira bahawa mereka akan menakluk Mekah yang mana ketika itu di bawah penguasaan masyarakat jahiliyyah.

"Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada rasulnya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (iaitu) bahawa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, Insya Allah dalam keadaan aman, mencukur rambut dan kepada dan mengguntingnya, sedang kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang hampir (Penaklukan Khaibar)." (Surah Al-Fath, 27)

Dalam pertimbangan yang lebih teliti, ayat ini seolah-olah mengumumkan satu lagi kemenangan yang akan terjadi sebelum kemenangan Mekah. Sebenarnya, seperti yang dinyatakan di dalam ayat, orang mukmin akan mula menakluk perkampungan Khaibar, yang mana ketika itu di bawah jajahan Yahudi dan kemudian memasuki Mekah. Pemberitaan mengenai peristiwa ini yang akan terjadi di masa hadapan hanyalah sebahagian dari kebijaksaan di dalam Al-Qur'an. Dan ini juga adalah bukti bahawa Al-Qur'an adalah kalam Tuhan, Maha Mengetahui.

Kemenangan Byzantin adalah secebis daripada khabar berita yang diberikan mengenai masa hadapan, bersama-sama dengan maklumlat lain yang tidak diketahui oleh manusia ketika itu. Hal yang paling menarik mengenai peristiwa sejarah ini, yang akan kita lihat secara terperinci di lembaran berikutnya, iaitu kekalahan kerajaan Rom di kawasan paling rendah di permukaan bumi. Hal ini menarik kerana frasa 'kawasan yang paling rendah' secara khusus di tekan dalam ayat yang berkaitan dengan kemajuan teknologi ketika itu, ianya sangat jelas mustahil untuk membuat pengukuran dan menentukan titik yang paling rendah di muka bumi. Sebenarnya, ini adalah wahyu yang diturunkan kepada umat manusia dari Tuhan yang Maha Mengetahui.

2) KEMENANGAN BYZANTIN

Sepotong ayat menarik yang terdapat di dalam Al-Qur'an mengenai masa hadapan dapat dilihat dalam ayat pertama surah Rom, yang merujuk kepada empayar Byzantin, bahagian timur kerajaan Roman yang ada dahulu. Dalam ayat ini, ianya dinyatakan bahawa empayar Byzantin menemui kekalahan yang besar tetapi kemudianya ia mendapat kemenangan.

"Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Rom. Di tanah yang paling rendah di permukaan bumi, dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang dalam berapa tahun. Bagi Allah lah urusan sebelum dan sesudah. (Surah Ar-Rum: 1-4.)

Ayat ini diturunkan lebih kurang tahun 620 sebelum masihi, hampir 7 tahun selepas kekalahan teruk kerajaan kristian Byzantin di tangan kerajaan penyembah berhala Persia. Tetapi ia didedahkan di dalam ayat tersebut bahawa kerajaan Byzantin akan mendapat kemenangan kembali dalam masa yang singkat. Sebenarnya, Byzantin telah awal lebih sengsara menanggung kerugian yang besar yang kelihatan seolah-olah amat mustahil baginya, bahkan untuk kekal bertahan, untuk menang kembali. Bukan sahaja Persia, tetapi Avar, Slav, dan Vonhard juga memberikan ancaman yang besar kepada empayar Byzantin. Kerajaan Avar telah pun menjangkau dinding kota Konstantipol.

Maharaja Byzantin Heraklius telah memerintahkan supaya meleburkan emas dan perak di gereja-gereja untuk mendapatkan wang bagi menampung perbelanjaan ketenteraan, apabila semua ini masih tidak mencukupi bahkan patung-patung gangsa juga dileburkan untuk tujuan yang sama. Banyak gabenor-gabenor memberontak menentang Heraklius. Dan empayar ketika itu berada dalam kedudukan hampir roboh. Mesopotamia, Alicik, Syria, Palestin, Mesir dan Armenia yang pada asalnya berada di bawah jajahan Byzantin, telah pun diceroboh oleh Persia.

Ringkasnya, semua yang ada ketika itu menjangkakan empayar Byzantin akan musnah. Tetapi pada ketika itu, ayat pertama surah Rum diturunkan memaklumkan kemenangan Byzantin dalam beberapa tahun. Kemenangan ini dilihat amat mustahil sehinggakan kaum Arab jahiliyyah mempersendakan ayat ini, mereka beranggapan bahawa kemenangan yang dinyatakan di dalam Al-Qur'an itu tidak akan menjadi kenyataan.

Lebih kurang 7 tahun selepas ayat pertama surah Rom diwahyukan pada Disember 627 selepas masihi, peperangan sengit di antara Byzantin dan empayar Persia berlaku di Ninaveh, dan kali ini, askar Byzantin tidak disangka-sangka berjaya menewaskan tentera Persia. Beberapa bulan kemudian, kerajaan Persia telah membuat perjanjian degan Byzantin, yang mewajibkan mereka menyerahkan kembali kawasan yang mereka rampas. Di akhirnya, kemenangan kerajaan Rom yang dinyatakan oleh Maha Suci di dalam Al-Qur'an, menjadi kenyataan.

Satu lagi keajaiban yang dinyatakan di dalam ayat ini ialah perkhabaran mengenai fakta dari sudut geografi yang tidak diketahui oleh sesiapa pun ketika itu. Dalam ayat ke ketiga surah Rom, kita dimaklumkan bahwa kerajaan Rom telah ditumpaskan di bahagian paling rendah di permukaan bumi. Frasa 'Adna ard' dalam bahasa arab diertikan sebagai 'kawasan yang berhampiran' dalam kebanyakan penafsiran. Tetapi ini bukanlah pengertian literal dari kenyatan yang asal, tetapi lebih berbentuk pentafsiran secara kiasan (metaforik). Perkataan 'adna' dalam bahasa arab berasal dari perkataan' daniy' yang bermaksud 'rendah' dan 'ard' bermaksud bumi. Dengan itu kenyataan 'adna al-ard' memberi erti kawasan yang paling rendah di muka bumi.

Apa yang menarik, saat penting peperangan yang terjadi di antara empayar Byzantin dan Persia ketika Byzantin di tewaskan dan kehilangan wilayah Jerusalem, benar-benar terjadi di titik paling rendah di muka bumi. Kawasan ini dikenali sebagai Teluk Laut Mati yang terletak di titik persilangan antara tanah Syria, Palestin dan Jordan. Laut mati yang terletak 395 meter di bawah paras laut, sebenarnya adalah kawasan paling rendah di muka bumi. Ini bermaksud bahawa kerajaan Byzantin telah ditewaskan di kawasan paling rendah di muka bumi seperti yang dinyatakan dalam ayat tersebut.

Seperkara yang penting di sini ialah fakta bahawa altitud Laut Mati hanya dapat diukur dengan teknik pengukuran moden. Sebelum itu, adalah amat mustahil bagi sesiapun untuk mengetahui bahawa ianya adalah kawasan yang paling rendah di muka bumi. Tetapi hal ini telah disebut di dalam Al-Qur'an, oleh yang demikian bukti ini sekaligus membuktikan bahawa Al-Qur'an adalah wahyu dari Maha Suci Tuhan.




3) FAKTA PENTING DI SEBALIK PERKATAAN HAMAN DI DALAM AL-QUR'AN

Maklumat yang diberikan di dalam Al-Qur'an mengenai tamadun mesir purba mendedahkan banyak fakta-fakta sejarah yang tidak dapat disingkap sehingga akhir-akhir ini. Fakta-fakta ini juga menunjukkan kepada kita bahawa setiap perkataan di dalam Al-Qur'an telah diturunkan oleh Maha Tinggi Bijaksana.

Haman adalah satu watak yang namanya disebut di dalam Al-Qur'an, bersama-sama dengan Firaun. Watak ini dirakamkan di dalam enam tempat yang berbeza di dalam Al-Qur'an. Sebagai seorang yang paling kanan kepada Firaun. Apa yang mengejutkan, nama Haman tidak pernah disebutkan di dalam kitab Taurat yang berhubung dengan sejarah kehidupan nabi Musa a.s. Bagaimanapun, nama Haman disebutkan di bahagian terakhir dalam kitab perjanjian lama sebagai pembantu kepada seorang raja Babylon yang menimpakan banyak kezaliman kepada bangsa Israel lebih kurang 1100 tahun selepas era Nabi Musa.

Segolongan penganut non-muslim, yang mendakwa bahawa nabi Muhammad s.a.w menulis Al-Qur'an dengan menyalin dari kitab Taurat dan Injil, juga menegaskan bahawa sewaktu proses ini Nabi s.a.w memindahkan beberapa subjek berkaitan yang terdapat di dalam kedua-dua kitab ini ke dalam Al-Qur'an secara tidak tepat.

Kemustahilan dakwaan-dakwaan ini akhirnya terdedah hanya setelah alpabet hiroglifik bangsa mesir berjaya ditafsirkan kita-kira 200 tahun lalu, dan nama Haman ditemui di dalam tulisan-tulisan purba. Misteri hiroglifik mesir purba akhirnya berjaya diselesaikan pada tahun 1799 dengan penemuan sebuah batu bersurat yang dinamakan 'Rosetta Stone' .

4) KEWUJUDAN ALAM SEMESTA

Asal usul alam semesta diterangkan dalam Al-Qur'an dalam ayat berikut; “Dia adalah maha Pencipta langit dan bumi”.( Surah al-An'aam:101.)

Maklumat yang dinyatakan dalam Al-Qur'an ini adalah satu fakta yang sangat tepat dan selari dengan penemuan sains kontemporari. Kesimpulan yang dicapai dalam bidang astrofizik hari ini ialah bahawa alam semesta, bersama-sama dengan dimensi benda dan masa, telah terhasil melalui satu letupan yang besar yang terjadi ketika masa-sifar. Fenomena ini yang dikenali sebagai Big Bang membuktikan bahawa alam semesta telah diciptakan dari ketiadaan sebagai satu produk, dari satu letupan titik tunggal. Golongan saintifik moden percaya bahawa Big Bang adalah satu-satunya penerangan paling rasional dan fakta yang dapat dibuktikan mengenai permulaan dan asal kewujudan alam semesta.

Sebelum fenomena Big Bang terjadi, tidak terdapat sebarang benda yang wujud. Dalam keadaan tanpa sebarang kewujudan kebendaan, tenaga atau masa, dan yang mana hanya dapat diterangkan secara metafizik, semuanya ini sebenarnya telah diciptakan. Fakta ini, yang baru diketahui melalui kajian dalam bidang fizik moden, telah dinyatakan dalam Al-Qur'an 1400 tahun lalu.
Thursday, July 9, 2009
Pengharapan pd TUHAN yg maha esa....



Menyerahkan semua urusan kepada Allah, bertawakkal kepadaNya, percaya terhadap janji-janjiNya, redha dengan apa yang dilakukanNya, berbaik sangka kepadaNya, dan menunggu dengan sabar pertolongan dariNya, merupakan sebahagian daripada buah keimanan yang paling besar dan merupakan salah satu daripada sifat mukmin yang paling mulia. Dan ketika seorang hamba merasa tenang bahawa apa yang terjadi itu baginya, dan ia menggantungkan setiap permasalahannya kepada Tuhannya, maka ia akan memperolehi pengawasan, perlindungan, kecukupan serta pertolongan dari Allah swt.



".. cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung, maka mereka kembali dengan nikmat dan kurnia (yang besar dari) Allah, mereka
tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keredhaan Allah, Dan Allah
mempunyai kurnia yang besar".
(Surah Ali-Imran: ayat 173-174)
"..barangsiapa yg bertakwa kpd ALLAh,niscaya ALLAH akn mngadakan bginya jalan keluar dan mmberinya rezki dari arah yg tiada disangka-sangkanya.Dan barangsiapa yg bertawakkal kpd ALLAH,nescaya ALLAH aknmncukupkn keperluannya.Sesungguhnya ALLAH melaksanakan urusan org yg dikehendakinya.Sesungguhnya ALLAH telah mengadakan ketentuan bg tiap2 sesuatu." (surah at-thalaaq:2-3)


Oleh kerana itu, wahai orang yang menyedari kelemahan dirinya, bertawakkallah kepada Yang Maha Kaya dan Yang Maha Kuat, yang mempunyai kekuatan yang Amat Besar, yang tiada bandingannya, agar diri anda selamat dari berbagai kesusahan dan keluar dari bencana.
Jadikanlah: "Hasbunallah wa ni’mal wakil" syiar dan semboyan yang selalu menyelimuti langkah hidup anda!


Allah s.w.t berfirman:-


“Siapa yang bertawakal kepada Allah, maka Dia yang pencukupkannya” [65:3]


“Dan bertawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah sebagai pelindung” [04:81]


“Sesungguhnya Allah itu menyintai orang-orang yang bertawakal” [03:159]
".. dan cukuplah Rabbmu menjadi Pemberi Petunjuk dan
Penolong".
(Surah Al-Furqan: ayat 31)



"Wahai Tuhanku, lapangkan bagiku dadaku, dan mudahkanlah bagiku tugasku, dan lepaskanlah simpulan dari lidahku, agar mereka memahami perkataanku."
(Surah Taha: ayat 25-28)

"Ya Allah, aku ini lemah, maka kuatkanlah aku dalam keredhaanMu,
dan bimbinglah aku kepada kebaikan,
dan jadikanlah Islam itu tempat aku meletakkan keredhaan.
Ya Allah aku ini lemah, maka kuatkanlah aku..
aku ini hina, maka muliakanlah aku,
aku ini miskin, maka kayakanlah aku dan kurniakan rezki padaku.
"Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari sedih dan gelisah, dan aku berlindung kepadaMu dari lemah dan malas, dan aku berlindung kepadaMu dari pengecut dan bakhil, dan aku berlindung kepadaMu dari cengkaman hutang dan penindasan orang"

"Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau. Engkau menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada di dalam perjanjianMu, ikrarku kepadaMu (yang akan kulaksanakan dengan) segala kemampuanku. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan perbuatanku. Aku mengakui banyaknya nikmatMu (yang Engkau anugerahkan) kepadaku dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah aku. Kerana sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa-dosa melainkan Engkau."

Ameen..


oleh itu sahabat2, marilah kita sentiasa bertawakal dalam apa saja perkara, mahupun yang remeh. Tetapi perlulah kita berusaha terlebih dahulu sebelum kita bertawakal kpd Allah…


“Telah datang kepada Rasulullah s.a.w seorang lelakiyang hendak meninggalkan unta yang ditungganginya terlepas begitu sahaja di pintu masjid, tanpa ditambat terlebih dahulu. Dia bertanya, “Ya Rasulullah, apakah unta perlu saya tambat terlebih dahulu kemudian saya tawakal atau saya lepaskan saja begitu dan sesudah itu saya bertawakal?” Rasulullah menjawab, ” Tambatkan terlebih dahulu dan kemudian bertawalallah kamu!” (hadis riwayat At-Tirmidzi)






Mengintai sebuah ketenangan,
mengharap sebuah kedamaian..
dalam mengharung satu tanggungjawab.
Hanya pada Allah jua dipohon permintaan,
agar ikhlas menjenguk hati,
agar bahagia menghuni diri..
InsyaAllah
Senjata yang Paling Ampuh
Publikasi pada Saturday, July 18th, 2009 Jam 1:52 pm


Khutbah yang pertama

oleh: Abu Muhammad Abdul Mu’thi Al Maidani

Wahai para hamba Allah, sidang jum’at yang dimuliakan oleh Allah …

Sesungguhnya kehidupan manusia di dunia ini akan dipenuhi oleh berbagai cobaan dan rintangan. Maka tak ada tempat berlindung kecuali hanya kepada Allah semata. Setiap urusan dan perkara bergantung kepada kehendak dan kekuaasan-Nya. Tak ada yang bisa memberi kemaslahatan dan menghindarkan dari bahaya kecuali hanya Dzat-Nya dan tak ada sekutu bagi-Nya.
Oleh karena itu, bertawakal kepada Allah merupakan senjata ampuh bagi kaum mukminin dalam menghadapi berbagai tantangan hidup yang waktu demi waktu semakin tajam. Allah menegaskan di dalam Al-Qur’an:
وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
“ dan hanya kepada Allah, kaum mukminin bertawakal.” (Ali Imran: 122)
Ayat ini menunjukkan bahwa bagi kaum mukminin, tak ada yang bisa memberikan rasa aman, kemaslahatan, dan perlindungan dari berbagai marabahaya, kecuali hanya Allah semata. Allah ta’ala berfirman:
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ
“Kemudian jika kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.” (Ali Imran: 159)

Sesungguhnya setiap urusan yang akan diperbuat oleh setiap hamba sangat membutuhkan kepada pertolongan dan kemudahan dari Allah Ta’ala. Yang bisa mewujudkannya hanya Allah saja dan tidak yang selainnya. Maka bagi kaum mukminin, Allah Ta’ala merupakan tempat menggantungkan diri dalam menghadapi segala urusan yang mereka lakukan di dunia ini. Sehingga keinginan, harapan, dan tujuan mereka tercapai dan terpenuhi dengan seizin Allah.
Sebagai bentuk tawakal kepada Allah, hendaknya setiap perkara baik yang akan dilakukan oleh seorang mukmin, diawali dengan ucapan ’bismillah’ untuk memohon pertolangan dan kemudahan dari Allah. Inilah madzhab ahlus sunnah dalam memaknai ucapan ’bismillah’ dari seorang hamba yang tunduk kepada Dzat yang Maha kuasa.
Allah ta’ala berfirman:
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (Ath-Thalaq: 3)

Maka seluruh perkara berada di tangan Allah yang memiliki seluruh alam ini. Allah ta’ala berfirman:
وَلِلَّهِ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِلَيْهِ يُرْجَعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
“Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi, kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan seluruhnya, maka sembahlah dia, dan bertawakallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Robmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.” (Hud: 123)

Khutbah yang kedua

Wahai para hamba Allah, sidang jum’at yang dimuliakan oleh Allah …

Dalam sebuah hadits, dari sahabat Abu huroiroh radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيّ خَيْرٌ وَأَحَبّ إِلَىَ اللّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضّعِيفِ. وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ.
“Seorang mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah daripada seorang mukmin yang lemah, dan pada masing-masingnya ada kebaikan.” (HR. Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa kekuatan seorang hamba adalah pada keimanannya. Oleh sebab itu, Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengkaitkan keimanan dengan kekuatan seorang hamba. Maka jika keimanan seorang hamba bertambah kuat, niscaya dirinya akan semakin dicintai oleh Allah daripada seorang hamba yang lemah keimanannya.
Lalu darimanakah bermula kekuatan iman bagi seorang hamba? Kekuatan iman yang sangat besar akan lahir dari bertawakal kepada Allah. Sebagaimana yang diucapkan oleh sebagian salaf: “Barangsiapa yang ingin menjadi seorang hamba yang kuat (keimanannya), maka hendaklah dia bertawakal kepada Allah”. Ucapan ini mensiratkan bahwa tawakal kepada Allah mendatangkan kebaikan-kebaikan dunia dan akhirat. Itulah sebabnya, keimanan seorang hamba akan menjadi kuat dengan bertawakal kepada Allah subhanahu wa Ta’ala.
Tawakal di dalam Islam memiliki kedudukan yang cukup tinggi. Ibnu Qayyim rohimahulah berkata dalam kitabnya ”Madarijus Salikin”: “Bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala merupakan setengah dari agama”. Ini menunjukkan bahwa bertawakal kepada Allah memiliki kedudukan yang sangat tinggi di dalam Islam.
Apakah yang dimaksud dengan bertawakal kepada Allah? Bertawakal kepada Allah yaitu seorang hamba benar-benar menyandarkan dan mempasrahkan dirinya kepada Allah di dalam menggapai berbagai kemaslahatan atau menolak berbagai marabahaya, baik dalam urusan dunia maupun akhirat. Maka inilah yang disebut dengan bertawakal kepada Allah. Dengan bertawakal kepada Allah, seorang hamba akan memiliki kekuatan iman dalam meraih seluruh yang dinginkannya dari segala kebaikan dunia maupun akherat.
Allah ta’ala berfirman:
وَاتَّقُوا اللَّهَ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
“Dan bertakwalah kalian kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakal.” (Al-Maidah: 11)
Bagi seorang yang tidak bertawakal kepada Allah, maka cobaan yang kecil sekalipun akan mampu menggoncangkan keimanannya. Perkara yang sedikit sekalipun akan bisa memalingkannya dari menghadap Allah ta’ala. Semua itu karena dia telah kehilangan tawakal kepada Allah secara keseluruhan atau sebagiannya.
Pernyataan Allah pada ayat diatas: “Dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakal”, ini menunjukkan bahwa seorang yang lemah keimanannya akan berkurang tawakalnya dan seorang yang lemah tawakalnya akan berkurang keimanannya. Maka tidak ada keimanan bagi seorang yang sama sekali tidak bertawakal kepada Allah.
Wallahua’lam bi shawab

Followers

blog hina islam.kita perlu cepat bertindak

Blog Hina Islam

Info Penting!!
Blog dibawah menghina Islam..

http://beritamuslim.wordpress.com

laporkan pada pihak wordpress dengan cara klik
http://en.wordpress.com/report-spam
Your Email : email anda
Blog URL : isi dengan
http://beritamuslim.wordpress.com
Why : isi dengan --> BLOG SPAMMING and that blog was insulting religion, abusing.
Semoga semakin ramai buat laporan, semakin cepat blognya ditutup.
Tolong sebarkan!!

Dan ini satu lagi blog kurang ajar...
http://islamexpose.blogspot.com
Dan ini,
www.indonesia.faithfreedom.org
Dan ini
http://www.answering-islam.org
Ini juga
http://www.secularislam.org
Dan lagi
http://www.faithfreedom.org

Semoga Allah Memberikan hidayah kepada mereka sebagaimana Allah memberikan hidayahNya kepada saidina Umar yang juga menentang Islam di Zaman jahiliahnya.
Atau Allah membalas segala usaha Jahat mereka.
Amin..